Aku telah mencoba perencanaan bijak ini cukup lama. Mulai sekarang, aku akan gila.
~Rumi
Abu Yazid Al-Busthami, Sufi Persia abad kesembilan, merupakan salah satu dari para sufi terbesar sepanjang masa. Ayahnya adalah seorang Zoroaster dan memiliki posisi tinggi di Bastam (utara timur Persia). Bayazid merupakan salah satu Shatta sufi. Shatta Sufi adalah mereka yang terpesona oleh cinta Ilahi dan dimusnahkan dalam Kebenaran.
Kali ini ada sebuah Kisah Tentang Abu Yazid Al-Busthami Dan Seorang Ber-Ego Tinggi, Kisah tentang tingginya ego memang sering di singgung oleh para Sufi, mirip seperti Kisah Nabi Isa Dan Orang Linglung.
Tiba-tiba ada seseorang mengomel tak jelas kepada Bayazid, orang itu merupakan ahli mistik pada abad
kesembilan, mengobral kata bahwa ia berpuasa dan bermunajat
selama tiga puluh tahun tapi tetap saja tidak bertemu kegembiraan Jiwa seperti yang
telah dijelaskan oleh Bayazid.
Bayazid menjawab, "Bahkan jika orang itu melanjutkan
Puasa dan Munajatnya hingga tiga ratus tahun lagi, tetap saja, ia akan hampa Rasa, dari rasa Gembira Batin yang kekal.
Si ahli mistik tersebut masih bingung dengan ucapan yang dilontar Bayazid. Agak terasa kasar baginya.
"Mengapa bisa seperti itu?" Bertanya Si ahli Mistik tadi.
"Sebab." Kata Bayazid,
"Egomu, merupakan Hijab utama yang tebalnya tak hingga."
Setelah diberi tahu penyakit sombong telah menyergapnya. Ia mulai sadar dan bertanya
"Katakanlah, apa Obat dari penyakit ini."
"Sungguh, Kau takkan mampu melakukannya." Jawab Bayazid tegas.
Dengan sedikit memelas, si ahli mistik itu memaksa,
"Bagaimanapun itu, katakanlah."
Akhirnya Bayazid berkata, "Pergi ke tukang cukur rambut dan cukur janggutmu itu, yang seolah membuat dirimu terhormat.
Lepas semua bajumu dan hanya mengenakan korset. Isilah kantong kuda dengan kenari, lalu gantungkan di lehermu.
Pergilah ke pasar dan berteriak, " Akan kuberikan sebutir kenari kepada setiap anak yang memukul tengkukku.
Kemudian lakukan perjalanan ke sidang pengadilan agar semua orang melihatmu."
"Aku tak mungkin melakukan hal tersebut. Adakah cara lain yang sama manfaatnya."
"Hal ini baru langkah pertama, dan satu-satunya cara, dengan ini" kata Bayazid,
"Sudah aku katakan bahwa kau tak akan mampu melakukannya; jadi tak ada obat lagi bagimu."
Kisah ini berasal dari; Al-Ghazali, dalam Al kimia Kebahagiaan.
weh ceritanya keren bro. saya memang suka dengan cerita suffi seperti ini
BalasHapus