Kisah Sebuah Roda | Inspirasi Hikmah Kehidupan

Kita, terkadang penuh dengan sebuah target, yang hanya menghasilkan kekhawatiran dan ketergesaan saja. Kita, dalam setiap langkah, sering dalam keadaan panik, dan lalai, bahwa di sekitar banyak sekali hikmah yang perlu di resapi perlahan-lahan. Seperti Kisah Nabi Isa Dan Orang Linglung yang tergesa ingin mendapatkan 'Kata Rahasia',
Kisah di bawah ini menggambarkannya dengan rupa yang berbeda.

Suatu hari, terdapat sebatang roda yang kehilangan salah satu dari jari-jarinya. Nampak sedih, ia tanpa jari-jari lengkapnya, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan mulus untuk pergi kemana-mana. Hal ini terjadi karena ia melaju kencang ketika melintasi hutan. Ia terburu-buru, ia tak sadar, satu jari-jarinya jatuh dan terlepas. Kini roda itupun sangat bingung. Kemana harus mencari satu bagian tubuhnya itu?

Sang roda memutuskan berbalik arah. Ia berbalik mencari jejak-jejak yang di tinggalkannya. Dengan teliti, di tapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu diperhatikannya begitu seksama. Tiap benda di amatinya, juga di cermati, berharap, akan menemukan jari-jari yang hilang itu.

Ditemuinya lagi ruput-rumput dan ilalang. Dijumpainya kembali bunga-bunga di pusat padang. Dikunjunginya lagi semut dan serangga kecil di jalan. Dan dilewatinya kembali semua batu dan kerikil-kerikil pualam.
Heiii .. semuanya terlihat lain. Benar saja, sewaktu sang roda melintasi jalan tersebut dengan kecepatan kencang, semua hal tadi hanya berbentuk titik-titik dan cahya kecil. Semuanya, tampak biasa saja, tak ada istimewanya. Namun kini, semuanya tampak lebih indah dan cantik.

Rerumputan dan ilalang, menyapanya dengan ramah. Mereka kini tidak lagi hanya berupa batangan kaku. Mereka memekarkan senyuman, melambai tenang, bergoyang sambil menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput tersebut, bergesek lembut di sisi sang roda. Sang roda membalas senyum dan melanjutkan tujuannya.

Bunga pun tampak lebih indah. Harum semerbaknya lebih menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak yang baru tumbuh, menari-nari, seakan bersorak ria pada sang roda itu. Sang roda tertegun melihat hal ini dan memutuskan berhenti sejenak. Sang bunga merunduk, memberikan salam hormatnya.

Perlahan, dilanjutkannya kembali pencariannya. Kini, semut dan serangga kecil, mulai berbaris, dan memberikan salam juga yang dengan semarak. Kaki-kaki mereka menari menyuarakan tepukan, membunyikan keriangan meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ratusan ribu genderang yang sedang di tabuh. Mereka saling bertukar menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, juga doa pada Roda tersebut.

Begitu juga batu dan kerikil pualam. Kilaunya, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Kini mereka begitu indah, dan setiap sisinya, batu itu memancarkan cahya teduh. Tak ada sisi dan ujung yang tajam lagi dari batu yang kerap menancap di tubuh sang Roda. Semua batu dan pualam, memberi jalan, memberi kesempatan untuk melanjutkan pencarian.

Lama berjalan, akhirnya, ditemukan juga jari-jari yang hilang. Sang roda merasa senang. Dan berjanji, tak akan tergesa-gesa lagi dan berjalan terlalu kencang untuk melakukan tugasnya.

END

Sahabat, jangan mengunggu besok, besok dan besok untuk menikmati hidup, lihatlah, di sekeliling kita Manifestasi keindahan-Nya memancar setiap saat.

Tweet

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.