Antara Cawan Dan Kolam | Hikmah Dibalik Susah



"Aduuh, kenapa hidupku selalu dirundung malang? 
"Pria itupun berkeluh-kesah. Selama hidup, ia tak pernah bisa tenang. 
Hatinya tak pernah sepi dari kerisauan. 
Ia berpikir, tuhan tak pernah sudi meminjamkan damai untuk hatinya. 
Dia begitu cemburu saat melihat orang-orang yang ada disekelilingnya. 
Mereka bisa bebas tertawa dan murah tersenyum. 

Tapi, dia? Dia hanya mampu tenggelam di dunia kesepian dan keresahannya sendiri.
Hatinya tak mampu mengatasi masalah yang menjerat jiwanya. 
Lalu, setelah lelah dan puas berpikir, 
suatu hari ia melangkah lunglai ke pojok kampung. 
Berniat ingin menemui seorang pria tua. Saban hari, wajah lelaki tua itu selalu basah dengan kedamaian, ketentraman bertamu di wajahnya. 

Dia sangat ingin tahu rahasia hidup orang tua tersebut, sambil bertanya pada Tuhan "apa aku bisa menikmati hidup seperti orang tua itu?"
Lalu, dia menceritakan semuanya kepada lelaki tua tersebut.
Semua masalah dan kerisauannya. Lelaki tua itu mendengarkan sambil tersenyum, dan mengajak pria itu ke sebuah tempat, yaitu ke tepi kolam yang besar sambil membawa sebuah cangkir dan dua bungkus garam.
Lelaki itu menuruti perintah lelaki tua, walaupun hatinya cukup heran.

"Anak muda "  lelaki tua itu berbicara.
"Peganglah cawan ini, isilah air dan masukkanlah sebongkah garam. "Ujarnya lagi. 

Lelaki itu hanya menurut. 
Cangkir diambil, air diisi dan garam dimasukkan. 
Kemudian pria tua itu berkata lagi.
"Sekarang kamu minumlah air tersebut". Dalam bingung yang masih tersisa, pria itu mengikuti kata pria tua itu.

"Apa rasanya? ", Tanya pria tua itu saat melihat kerutan di dahi pria tersebut.
"Asin! "
pria tua itu tersenyum lagi.

"Sekarang, kamu masukkan sebongkah garam ini ke dalam kolam itu, dan minum airnya. "
Lelaki tua itu menunjukkan arah ke kolam. Sekali lagi pria itu hanya mengikuti perintah tanpa bertanya. 
Setelah garam di campur ke kolam, air kolam di ambil dengan kedua belah telapak tangan dan diminum.

"Apa rasanya, anakku? "
tanya pria tua itu.
"Tawar, tidak terasa asin seperti tadi"
pria muda itu menjawab sambil mengelap mulutnya.

"Anakku, apakah kamu mengerti kenapa aku meminta kemu berbuat seperti itu? "
tanya pria tua itu, sambil memandang tepat ke arah pria tersebut.
Pria itu hanya menggeleng. Lelaki tua itu menepuk-nepuk bahu pria tersebut.
"Anakku, beginilah perumpamaan kita dan masalah.
Garam itu umpama masalah. Cangkir dan kolam umpama hati kita. Setiap orang memiliki masalah, ditimpa masalah, dan diuji dengan masalah. 

Tetapi, kalau hati kita sebesar cawan, maka kita akan merasakan asinnya masalah itu.Tetapi kalau hati kita sebesar kolam, masalah tidak akan mengganggu rasa hati kita.
Kita masih bisa tersenyum, sebab kita akan mengerti masalah bukan hadir untuk menyusahkan kita. Masalah diberikan agar kita berpikir dan introspeksi diri. 
Masalah akan memberi hikmah kepada kita. 

Anakku, itulah rahasiaku. Aku selalu lapang dada, aku selalu membesarkan jiwaku, agar aku bisa berpikir tenang dengan hati yang besar, maka berbesar hatilah dalam menghadapi masalah hidup. Aku tidak akan sesekali membiarkan hatiku kecil seperti sebuah cangkir, agar masalah kehidupan ini tidak asin rasanya.

Dalam Kisah Sebuah Roda, kita mendapat pelajaran tentang manfaat dari tenang, tak terburu-buru. Sedangkan Kisah Antara Cawan Dan Kolam ini menuntut hati kita agar berlapang dada dengan semua permasalahan yang ada.


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

2 Responses to "Antara Cawan Dan Kolam | Hikmah Dibalik Susah"

  1. Mnatap gan kata-katanya, kayak mario teguh aja yang lagi bicara :D

    BalasHapus
  2. hehehe.
    terimakasih atas kunjungannya. :)

    BalasHapus