Kisah Sultan Mahmud dengan seorang kuli pengangkut beban ini sangat menarik untuk disimak. Kisah ini sederhana, tapi, melahirkan Tiga penafsiran berbeda.
Juga seperti Kisah Nabi Isa Dan Orang Linglung, Kisah ini kaya akan Hikmah.
Kisahnya,
Pada hari itu Sultan Mahmud yang Agung berjalan-jalan di Ghazna, ibu kota
negerinya. Dia melihat seorang kuli tengah mengangkut beban yang berat, yaitu sebongkah batu lumayan besar di punggungnya.
Muncul rasa kasihan, Mahmud tidak
bisa menahan perasaannya kepada kuli tersebut, katanya dengan memerintah: "Jatuhkan batu itu, kuli."
Kuli itu mendengar perintah Sultan, tanpa menoleh ia meletakkan bongkahan batu tersebut di tengah jalan, ternyata tempat meletakkan batu oleh kuli berat itu tepat tengah jalan menjadi
gangguan bagi siapapun yang ingin lewat, baru itu tetap tetap di situ bertahun-tahun lamanya.
Akhirnya sekelompok warga berani memohon pada sultan agar memindahkan batu itu. Namun Mahmud, menyadari akan kebijaksanaan yang administratif,
Raja menjawab. "Hal yang telah dilakukan berdasarkan perintah raja, tak bisa dibatalkan begitu saja oleh perintah yang derajatnya sama. Sebab jika demikian terjadi, rakyat akan berasumsi bahwa perintah raja berdasarkan kehendak sesaat saja. Jadi, biarkan batu itu disitu."
Oleh karenanya batu tersebut tetap berada di tengah jalan itu selama masa pemerintahan Mahmud. Bahkan ketika Sultan Mahmud meninggal batu itu tetap saja belum dipindahkan, karena masyarakat sangat menghormati perintah raja.
Orang-orang mengambil makna dari kisah ini berdasarkan salah satu dari Tiga tafsiran
Sekelompok mereka yang menentang kepenguasaan Sultan berasumsi kisah itu merupakan bukti berapa bodoh raja. Dan
mereka yang menghormati kekuasaan merasa hormat terhadap perintah raja, meski tak menyenangkan.
Mereka yang bisa memahami maksud yang benar, bisa mengambil hikmahnya.
Dengan menyuruh menjatuhkan batu di tempat yang tidak tepat sehingga menjadi gangguan, dan membiarkannya disana dalam kurun waktu lama, Mahmud mengajari kita agar mematuhi penguasa duniawi -dan sekaligus memberi pencerahan ke kita, bahwasanya siapapun yang memerintah berdasarkan dogma yang kaku, tak akan sepenuhnya berguna bagi kemanusiaan,
Mereka yang menangkap makna ini akan mencapai taraf pencari kebenaran, dan akan bisa menambah jalan menuju Kebenaran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bagus postingannya gan dan blog agan juga keren. Back ya di Viapedo.com
BalasHapus