Tiga Orang Musafir Dan Roti | Kisah Humor Bijak Sufi

Kisah Tiga Orang Musafir Dan Roti 

Masuk dalam Katagori Humor Sufi. Isi ceritanya di awali dengan kerancuan pikiran, katakanlah, tidak ada yang mau mengalah, saling berebut dan memakan sendiri roti tersebut. Sedikit mirip dengan Kisah Peringatan Akan Air Baru yang sari maknanya lebih mendalam.

Berikut Kisah Tiga Orang Musafir Dan Roti, semoga bungkusan Hikmah yang dibungkus Humor dapat menyegarkan pikiran kita.

Menjadi teman perjalanan yang jauh dan
melelahkan; mereka kompak gembira juga berduka bersama-sama, mengumpulkan kekuatan
dan tenaga bersama.

Puluhan hari telah lewat, lama mereka sadar bahwa mereka tinggal memiliki
sepotong roti dan beberapa pasokan air di kendi yang makin surut. Akhirnya mereka bertengkar, soal siapa
yang lebih berhak menyantap dan meminum seteguk air tersebut.  Cekcok pendapat sampai larut malam tak menemui hasil, akhirnya mereka mendapat ide dan memutuskan membagi makanan
dan minuman itu menjadi tiga, pikir mereka bersama. Agak bijak. Namun, setelah dimatangkan ide tersebut, hasilnya, tetap saja mereka tidak sepakat.

Malampun turun gurun; diantara mereka mengusulkan agar tidur saja dulu. besok kalau mereka
bangun, orang yang mimpinya paling menakjubkan dan luar biasa boleh
menentukan keputusan dengan mutlak.

Pada pagi berikutnya, ketiga musafir itu bangun tepat matahari memamerkan sinarnya.

"Dan ini mimpiku," ucap pertama. "Aku menempati ruang dan tempat yang sungguh, aku tidak bisa
gambarkan itu, sangat indah dan damai. Tiba-tiba Aku didatangi oleh seorang bijaksana
yang berkata kepadaku, ''Sesungguhnya kau berhak memakan makanan tersebut, sebab kehidupan masa depanmu akan berharga, dan pantas mendapat sanjungan."

"Hmm. Sungguh aneh," kata musafir kedua. "Sebab dalam mimpiku, aku jelas-jelas melihat masa lampau dan masa depan. Dalam masa depanku, kulihat seorang lelaki Cerdas datang, dan berkata, 'Kau berhak akan makanan itu dan porsinya lebih dari kedua musafir itu, sebab kau lebih pintar dan lebih sabar. Kau harus cukup makan, sebab kau ditakdirkan untuk menjadi penuntun manusia."

Nampaknya musafir ketiga, raut mukanya nampak sumringah, segar. Tepat musafir kedua selesai mengisahkan mimpinya
Musafir ketiga giliran berkata, "Aku tak melihat apapun di dalam mimpiku, juga tak ada kata-kata apapun. Saat itu. Aku merasakan suatu kekuatan yang memaksaku bangun dari tidurku, mendorong mencari roti dan air itu, Dan, memakannya di situ saat itu juga. Nah! itulah yang kukerjakan semalam."

Ending kisah ini tak perlu diceritakan lagi oleh sang pengarang, anda pastinya sudah tahu seperti ketika pertama kali saya membacanya, tidak seperti Kisah, Sebuah Dogma Yang Kaku, meninggalkan pesan yang akan membenturkan pendapat.

Catatan:

Kisah Tiga Orang Musafir Dan Roti dianggap merupakan buah karangan Syah Mohammad Gwath Syatari, yang wafat tahun di1563.


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

2 Responses to "Tiga Orang Musafir Dan Roti | Kisah Humor Bijak Sufi"

  1. makasih gan ceritanya, menginspirasi bener deh pokoknya, berbau islam lagi , cocok dah hehe
    makasih ya gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Sama-sama. Semoga blog sederhana ini, terus update kisah yang memotivasi.

      Hapus