Dahulu ada satu negeri muslim yang sangat aman, rakyatnya makmur serta sentosa. Faktor ini sebab negeri itu diperintah oleh seorang Raja yang adil, bijaksana serta tidak korup. Raja ini rutin memperhatikan serta mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Dirinya senantiasa bertanya terhadap Para Mentrinya tentang keadaan rakyatnya serta rutin diterima laporan bahwa rakyatnya makmur, sehat serta aman.Suatu malam Sang Raja ingin keliling negeri menonton langsung kondisirakyatnya. Dengan ditemani berbagai orang Mentri serta Pembantunya, Sang Raja dengan cara diam-diam berangkat keliling negeri.
Di sebuah rumah Sang Raja mendengar rintihan seorang pemuda yang kelaparan. Si Bunda dengan suara lemah berbicara terhadap anaknya bahwa dirinya telah tidak mempunyai lagi persediaan makanan.Sang Raja mendengar itu langsung bertanya terhadap Mentrinya bagaimana faktor ini bisa terjadi? Seusai tanya jawab dengan Para Mentri serta Pembantunya, mereka sepakat untuk dengan cara diam-diam mengangkat sang anak ke istana malam itu juga serta mengangkatnya menjadi Raja selagi sehari besok saja. Mereka menantikan sampai si anak tertidur, seusai itu dengan cara diam-diam berbagai Pesuruh Istana mengangkat si anak yang tetap tertidur, tanpa diketahui oleh si Bunda maupun anak.Di istana si anak di tidurkan dalam kamar tidur yang besar serta mewah. Pagi harinya ketika tersadar dari tidurnya si anak heran, dimanakah dirinya berada? Segera berbagai pesuruh istana membahas bahwa dirinya saat ini di istana kerajaan serta diangkat menjadi Raja.
Para Pesuruh istana sibuk melayaninya.Sementara itu di tempat terpisah si bunda kebingungan serta cemas sebab dirinya mendapati anaknya hilang dari rumahnya. Di carinya kemana-mana tapi sang anak pujaan hati tetap tidak ditemukannya. Siang harinya sambil menangis serta bercucuran air mata si bunda berangkat ke istana Raja untuk meminta bantuan mencari anaknya ke pelosok negeri. Di gerbang istana si bunda tertahan oleh Para Penjaga istana serta tidak diijinkan untuk berjumpa dengan Raja.
Namun demikian, seorang Penjaga itu masuk ke dalam serta memberi tahu terhadap Sang Raja (Pemuda yang baru diangkat jadi raja) bahwa di luar istana ada seorang bunda tua lusuh serta kelaparan yang sedang mencari anaknya yang hilang. Sang Raja kemudian memerintahkan untuk mensedekahkan satu karung beras terhadap bunda tua miskin tersebut. Malam harinya Sang Raja tidur kembali di kamarnya yang megah serta mewah.Tengah malam sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, Sang Raja yang orisinil dengan Para Pembantunya dengan cara diam-diam kembali memindahkan pemuda yang sedang tidur lelap itu kembali ke rumah ibunya.
Esok pagi si bunda sangat gembira sebab telah menemukan kembali anaknya yang hilang kemarin. Sebaliknya si Pemuda heran kenapa dirinya ada disini kembali. Si bunda bercerita bahwa kemarin dirinya mencarinya kesana-kemari sampai berangkat ke istana untuk minta bantuan, serta pulangnya dirinya diberi oleh Raja sekarung beras. Si Anak segera menyadari bahwa dirinya kemarin yang memberi sekarung beras itu. Kemudian bergegas dirinya berangkat ke istana serta menghadap Raja, minta diangkat kembali menjadi raja. Sang Raja segera menolak dengan berbicara bahwa waktu/kesempatannya menjadi raja telah habis.
Si Pemuda tetap memohon, bahkan kalau butuh diangkat menjadi raja setengah hari saja. Apabila dirinya menjadi raja, dirinya ingin mengirim beras ke ibunya lebih tidak sedikit lagi, selain sekarung semacam kemarin. Sang Raja tetap menolak permohonan pemudam itu. Sambil menghiba-hiba Pemuda itu minta hanya sejam saja bahkan berbagai menit saja, namun Sang Raja tetap menolak dengan argumen waktumu menjadi raja telah habis.
Dengan perasaan sangat rugi serta menangis si Pemuda pulang kembali ke rumah gubuknya serta menonton hanya ada sekarung beras di rumahnya, yang sebentar lagi juga habis dimakan mereka berdua. Dirinya sangat rugi mengapa waktu dirinya menjadi raja dirinya tidak mengirim beras banyak-banyak ke ibunya itu. Saat ini peluang itu telah hilang serta tidak bakal kembali.
Itulah kisah yang menganalogikan bagaimana kelak orang-orang kafir serta orang-orang berdosa lainnya rugi di yaumil akhir. Mereka menghiba-hiba terhadap Allah swt "...dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) jadi kami bisa beramal yang lain dari yang sempat kami amalkan?" (Al A'raaf:53).Tetapi Allah tetap menolak dengan argumen waktumu telah habis. Para pendosa itu sangat menyesali hidupnya di dunia dulu.
Kenapa dirinya sangat kikir dulu, seandainya dirinya dermawan jadi selain sekarung beras yang dirinya kirim namun mungkin berton-ton beras yang dirinya kirim.
Karena kiriman beras itu bukan untuk orang lain namun untuk dirinya sendiri. Allah swt mengatakan:"Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Jadi diantara kamu ada orang yang kikir, serta siapa yang kikir sesungguhnya dirinya hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri"(Muhammad:38).
Beras itulah pahala, oleh sebab itu gunakanlah waktu kami saat nasib di dunia ini untuk mengirim pahala sebanyak-banyaknya untuk bekal nasib kami di yaumil akhir kelak.
Mumpung kami tetap nasib di dunia yang diibaratkan kisah diatas kami saat ini tetap menjadi Raja yang tinggal di istana. Kamu saat ini merupakan seorang Raja!! Gunakan peluang ini untuk mengirim pahala sebanyak-banyaknya.
Jangan sia-siakan waktu kamu untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.Allah swt telah memperingatkan kami untuk memakai waktu inisebaik-baiknya dalam Surat Al Ashr: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu sangatlah berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh serta nasehat menasehati agar mentaati kebenaran serta nasehat menasehati agar menetapi kesabaran".Rasulullah saw sempat ditanya siapakah orang yang paling pintar itu? Beliau menjawab bahwa orang yang paling pintar merupakan orang yang tidak sedikit mengingat kematian serta dirinya mempersiapkan kematiannya itu sebaik-baiknya.
0 Response to "Saat ini Kita Adalah Raja"
Posting Komentar